08 November 2010

Tips Menghadapi Masalah Non-Teknis dalam Audit

Dalam melaksanakan pemeriksaan, baik pemeriksaan kinerja, keuangan, maupun dengan tujuan tertentu, kita sering menghadapi permasalahan–permasalahan teknis, yaitu berhubungan dengan pemeriksaan dan masalah non-teknis yang berhubungan dengan tingkah laku dan sifat auditee. Berdasarkan pengalaman pemeriksaan/audit, masalah-masalah non teknis yang sering timbul dalam pemeriksaan, yaitu semua cara dan upaya yang dilakukan auditee untuk membuat auditor tidak dapat maksimal dalam menjalankan pemeriksaan, yaitu antara lain:
Menempatkan auditor di ruangan dengan AC yang sangat dingin atau tidak menggunakan AC sama sekali. - Hal ini dilakukan agar auditor susah konsentrasi dan tidak betah berlama-lama dengan pemeriksaan. 
Tips: 
a) Sebelum berangkat ke klien, siapkan jaket, syal dan baju hangat lainnya; 
b) Kalau tidak ada AC, bawa kipas dan atau duduk dekat jendela yang dibuka lebar-lebar.

Memberikan data dan dokumen ke auditor secara bertahap; - Tujuannya supaya auditor tidak punya banyak bahan untuk bertanya-tanya lebih jauh. Dengan harapan jika tanpa rincian detil, auditor akan kebingungan. Jika auditor bertanya detil, auditee akan menjawab bahwa dokumennya ada dan sedang disiapkan oleh staf. Biasanya data yang berpotensi dicecar pertanyaan auditor diberikan pada hari-hari terakhir penugasannya agar tidak sempat dianalisis lebih mendalam.
Tips : Bagi auditor pemula, trik ini cukup ampuh menjatuhkan mental. Sebaiknya setelah menerima data yang kurang lengkap, langsung tanyakan kelengkapan data dan fungsi data tersebut. Jika merasa kurang tanyakan terus datanya ke staf yang kompeten, jika perlu datangi dan tunggu terus di ruangannya.

Memberikan nomor telepon atau nomor handphone yang tidak aktif atau nomor orang lain;  - Tujuannya agar Auditor tidak mengejar auditee jika ada data yang kurang.  
Tips: Waktu entry. minta data pegawai, struktur organisasi beserta nama-nama pegawainya, kemudian catat, jika perlu minta nomor handphone contact person dan atau orang –orang di sekitarnya.
Disiapkan pegawai khusus sebagai contact person; - Tujuannnya seolah–olah mempermudah pekerjaan, karena semua permintaan data dan pertemuan dengan auditee terpusat di satu orang, padahal sebenarnya contact person tersebut disiapkan sebagai mata–mata dan penyaring data-data yang akan diserahkan ke Auditor.
Tips: Usahakan meminta nomor Handphone para auditee yang potensial secara langsung agar saat akan meminta data dapat langsung menghubungi auditee.
Mengajak makan ke tempat yang jauh dan lama; - Seolah-olah mereka akan menunjukkan kebaikan ke auditor, padahal tujuannya agar auditor kehabisan waktu dalam pemeriksaan. 
Tips: Usahakan minta makan yang dibungkus atau jika tidak bisa, kita makan sendiri saja.
Berusaha pulang tepat waktu dengan berbagai alasan dan berusaha terlihat sibuk; - Umumnya para auditee akan menghindari auditor dengan pulang cepat–cepat (padahal di hari biasa mereka juga pulang siang hari) dengan tujuan jika dicari mereka sudah pulang lebih dulu. 
Tips: a) Minta data dan dokumen di pagi hari, sepagi mungkin.   b) Tunggu di depan kursinya sampai memberikan data yang kita minta, jika masih belum diberikan, berikan tekanan dengan kalimat akan minta dokumen ke atasan secara langsung.
Menghindar berbincang–bincang dengan auditor atau malah berlama-lama berbincang; - Menghindar berbincang–bincang dengan auditor atau malah berlama-lama berbincang. Tips: Ajak diskusi tentang hal–hal yang tidak berhubungan untuk kemudian mulai masuk ke topik utama.
Menggunakan kata–kata yang menjatuhkan mental auditor; - Menggunakan kalimat seperti “oo.. baru lulus kuliah tahun 2008? Masih kecil ya…”, atau ”Baru setahun ya?” atau “dek, aku sudah membuat laporan keuangan ini sejak kau masih SD”. Hal ini umumnya akan membuat si auditor tertekan dan cenderung jadi sangat berhati-hati bertanya atau minta data agar tidak dibilang masih anak bawang. 
Tips: Kalau auditor yang baru lulus, katakan saja Anda lulus dengan predikat cumlaude. Kalau klien berkata laporan keuangannya dibuat sejak masih SD, bilang saja, lain dulu, lain sekarang. Peraturan perpajakan sudah beda. PSAK pun berubah terus. Coba tanya, apakah si Bapak klien itu tahu tentang aturan PSAK terbaru atau PSAP dan Bultek PSAP terbaru?.
Berani berkata ‘tidak tahu’, ‘sudah lupa’ atau kalimat menyangkal lainnya; - Hal ini terinspirasi dari jawaban-jawaban para tersangka kasus korupsi di Indonesia yang cari aman dengan kata-kata dan kalimat menyangkal itu.
Tips: Pasang wajah seolah–olah percaya kemudian minta pejabat lain yang lebih tinggi pangkatnya untuk menjawab pertanyaan. Yakinkan auditee bahwa tidak tahu itu bukan jawaban ampuh untuk menyelesaikan masalah, tekan terus dengan pertanyaan dan jika perlu ajak auditee lain untuk dikonfrontir.
Menjawab pertanyaan auditor dengan berbelit-belit dan tidak fokus; - Hal ini juga terinspirasi dari jawaban tersangka kasus korupsi, auditee berusaha membuat bingung dengan pernyataan berbelit-belit. 
Tips: Auditor berpengalaman umumnya tidak mau mendengar penjelasan berbelit-belit, ganti pertanyaan menjadi pernyataan, dan hanya meminta menjawab ya atau tidak, benar atau salah.-
    Sumber: Majalah Pemeriksa - BPK-RI - NO 118/ Edisi April - Juni 2009/Tahun XXVIII

    No comments:

    Post a Comment